Sunday, October 18, 2015

3 Wisata danau yang wajib di kunjungi di Sumatra Utara

Berikut 3 tempat wisata danau di Sumatra Utara yang menarik dan wajib dikunjungi.
  • Danau Toba
Danau Toba adalah danau yang paling terkenal di Indonesia karena ukurannya yang besar dan keunikan yang berupa adanya sebuah pulau di tengah Danau Toba. Dengan panjang sekitar 100 KM dan lebar sektiar 30 KM, Danau Toba adalah danau vulkanik yang terbesar di Asia Tenggara. Danau Toba adalah tempat wisata di Sumatera Utara yang paling terkenal, sehingga tidak perlu kuatir apabila anda ingin menginap di Danau Toba karena di sepanjang tepian Danau Toba banyak terdapat penginapan.

Diperkirakan Danau Toba terbentuk saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa jumlah total material pada letusan sekitar 2.800 km3 -sekitar 2.000 km3 dari Ignimbrit yang mengalir di atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu terutama ke barat. Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama.


Di tengah Danau Toba berdiam sebuah pulau dengan luas yang hampir sebanding dengan luas negara Singapura. Danau Toba sebenarnya lebih menyerupai lautan daripada danau mengingat ukurannya. Oleh karena itu, Danau Toba ditempatkan sebagai danau terluas di Asia Tenggara dan terbesar kedua di dunia sesudah Danau Victoria di Afrika. Danau Toba juga termasuk danau terdalam di dunia yaitu sekira 450 meter.

Kini Danau Toba menjadi salah satu tujuan wisata terbaik di Indonesia. Tempat dimana Anda dapat melakukan berbagai macam kegiatan untuk menikmati keindahan alam seperti mendaki gunung, berenang, atau berperahu layar. Udaranya bersih dan sejuk harmonis dengan suasana santai masyarakatnya yang ramah.

Jika Anda merasa bersemangat di Parapat ada banyak fasilitas untuk berenang, bermain ski air, mengendarai motor boat, menaiki kano, memancing dan bermain golf. Dari Parapat Anda dapat berjalan-jalan santai di bukit Sungai Naborsahon dimana Anda akan melihat bunga bugenvil, pointetties, honey suckle yang spektakuler berbunga sepanjang tahun. Banyak pengunjung yang datang menghabiskan waktu di danau dengan berenang di air yang menyegarkan atau menyewa perahu layar mengelilingi danau yang besar tersebut. Tidak perlu khawatir tersengat sinar matahari karena iklim di sini sejuk dan kering dengan pemandangan danau yang indah, tempat ini adalah tempat yang ideal untuk bersantai. Sambil melihat Matahari terbenam di Danau Toba adalah cara yang sempurna untuk bersantai dan menghabuskan waktu bersama orang yang Anda sayangi.

Di Samosir, Anda juga dapat berjalan-jalanlah ke pedalaman dan menjelajahi dua danau yang lebih kecil  yaitu Danau Sididhoni dan Aek Natonang.  Jika Anda masih belum merasa puas dengan suasana di Samosir, jelajahi pedalaman dengan trekking ke dataran tinggi. Sebaiknya tanya hotel atau masyarakat setempat tentang rutenya karena jalannya terkadang berlumpur dan licin tergantung cuaca.

Jika Anda tertarik dengan sejarah maka kunjungi komplek pemakaman Raja Sidabutar dimana dapat melihat peninggalan budaya megalit yang unik. Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang kehidupan dan masyarakat Batak, kunjungilah desa tradisional Jangga penghasil kain ulos yang berjarak sekitar 24 km dari Parapat. Di tepi Danau Toba juga terlihat Wisma Soekarno, tempat Presiden pertama Indonesia diasingkan, dengan desain bangunan yang dicat warna putih nan megah.

Di Danau Toba tidak ada lokasi tempat makan khusus. Warung makan khas Sumatera Utara adalah Lapo namun makanan yang disajikan di sini dominan tidak halal sehingga Anda yang Muslim disarankan mencarinya di warung nasi padang dan makanan khas Jawa yang buka pada malam hari.

Di Parapat Anda dapat membeli cenderamata berupa kaos dan aksesoris seperti kalendar Batak kuno dengan tulisan asli Batak, gitar Batak dari kayu dan beragam souvenir unik lainnya. Ada juga pasar tradisional yang digelar dua kali seminggu.

Jika kita ke danau toba, kita tidak perlu khawatir mengenai akomodasi. Di Parapat ada banyak pilihan hotel dengan harga bervariasi mulai dari hotel, bungalow, villa dan guesthouse, hingga homestay. Sementara di  Samosir, hotel banyak terdapat di Tuk Tuk dimana Anda dapat menyesuaikan budgetnya. Tuk Tuk adalah tempat yang strategis untuk menjelajahi pulau sekitar dan memiliki fasilitas yang nyaman. Anda tinggal mencarinya sesuai dengan bujet. Bahkan, di sini juga terdapat banyak penginapan kelas melati dengan kondisi bersih dan nyaman. Tips untuk mendapatkan hotel atau tempat menginap yang bersih adalah carilah hotel yang selalu ramai.

Jika Anda ingin membeli oleh-oleh unik bahkan antik cobalah berbelanja di Samosir. Kunjungi juga Jangga (desa tradisional) jika Anda tertarik untuk membeli kain ulos yang terkenal dengan motif dan tenunannya yang halus, Anda bahkan dapat melihat langsung cara menenun kain ulos. Kain ini didominasi warna merah, hitam dan putih yang biasanya ditenun dengan benang berwarna emas dan perak. Kain ulos beragam jenis, diantaranya: bintang maratur, ragiidup, sibolang, ragihotang, mangiring dan sadum.
  • Danau Linting

Danau Linting memang tidak sepopuler Danau Toba, namun Danau Linting adalah salah satu tempat wisata di Sumatera Utara yang menarik. Danau Linting merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran sekitar 1 hektar dan mengandung belerang sehingga warna airnya bewarna kehijauan. Apabila anda ingin berenang berhati-hatilah karena Danau Linting yang berlokasi di Kabupaten Deli Serdang memiliki kedalaman lebih dari 100 meter. Harga tiket masuk Danau Linting adalah 5,000 Rupiah.

Untuk menuju ke Danau Linting, pengunjung bisa menggunakan angkutan umum dari terminal Amplas Medan dengan biaya sekitar Rp20.000 per orang. Namun, alangkah lebih baik jika menggunakan kendaraan pribadi baik mobil maupun motor.

Menempuh jarak sekitar 70 kilometer, ke Danau Linting ditempuh sekitar dua jam perjalanan dari Medan melalui Delitua dan Patumbak, Deli Serdang. Sepanjang jalan menuju Danau Linting, pemandangan sejuknya perkebunan kelapa sawit, karet dan kakao terhampar di kiri dan kanan jalan.

Kendati bisa dilalui dengan roda empat, jalan menuju Danau Linting cukup memprihatinkan. Akses jalan dengan lebar sekitar dua meter itu berbatu dan berlumpur. Hanya beberapa kilometer jalan menuju desa terakhir yang masih beraspal mulus.

Memasuki wilayah Desa Sibunga-Bunga, tidak ada tanda-tanda keberadaan danau itu. Hanya ada sebuah plang bertuliskan Danau Linting di pinggir jalan. Dari jalan utama, menuju Danau Linting harus menanjak melalui jalanan berbatu yang becek dari aliran air hangat Danau Linting.

Pintu masuk ke Danau Linting dijaga dan pengunjung dikenakan tarif Rp3.000 per orang. Ketika memasuki kawasan Danau Linting, pengunjung langsung disuguhi oleh indahnya pemandangan danau dan pepohonan di sekitarnya.

Jika anda mencari hotel di sini, Beberapa hotel yang dapat digunakan untuk bermalam diantaranya Hotel Deli River, Mikie Holiday Resort atau Semarak International Hotel

  • Danau Lau Kawar

Danau Lau Kawar terletak di kaki Gunung Sinabung, Sumatera Utara. Dengan airnya yang berwarna biru, Danau Lau Kawar memiliki luas sekitar 200 hektar, lebih kecil dari Danau Toba. Walau lebih kecil dari Danau Toba, Danau Lau Kawar memiliki suasana yang asri dengan banyak pepohonan hijau di kaki gunung sehingga tidak kalah indah dari Danau Toba. Di pinggir Danau Lau Kawar sering terdapat grup yang berkemah, beristirahat saat mendaki Gunung Sinabung. Selain itu kita juga dapat melihat beberapa orang memancing di tengah danau dengan menggunakan perahu kecil.

Akses jalan ke Danau Lau kawar sudah bagus dan beraspal. Bila berangkat dari kota Medan, maka arah tujuanya menuju kota berastagi, lalu melewati pajak Berastagi hingga sampai pada persimpangan empat dan terdapat sebuah tugu atau monumen di tengah persimpangan, silahkan melanjutkan perjalanan dengan berbelok kanan.Setelah itu akan terlihat papan arah di pinggir jalan, disitu bisa dilihat untuk menuju Lau Kawar sekitar 27 KM lagi atau sekitar 45 menit. Lanjutkan perjalanan mengikuti jalan besar terus saja ke dalam. Dalam perjalanan kita akan banyak menemui perempatan, namun ikuti saja jalan utama. Setelag perjalanan hampir satu jam dari simpang empat Berastagi, kini tibalah di pintu gerbang Danau Lau Kawar.

Udara sejuk menyambut ketika menjejakkan kaki di Danau Lau Kawar. Maklum saja danau ini terletak persis di bawah kaki Gunung Sinabung. Airnya yang tenang berpadu dengan hijau pepohonan nan memanjakan mata membuat betah berlama-lama di sana.

Anda bisa duduk di dalam pendopo yang berada persis di pinggir danau untuk bersantai. Di kawasan ini juga terdapat area berkemah bagi wisatawan yang memutuskan untuk bermalam di tepi danau.

Menurut warga sekitar ada kisah dongeng yang melekat di Danau Lau Kawar. Dulu ada dua orang bernama Sinabung dan Sibayak. Mereka tidak pernah akur dan selalu bertengkar. Pertengkaran itu membuat ibu mereka bersedih dan akhirnya air matanya jatuh berlinang lalu berkumpul dan terbentuklah Danau Lau Kawar.

Mitos lain pun berkembang bahwa danau ini merupakan air mata dari tangisan seorang ibu yang dilupakan keluarganya yang sedang berpesta. Sedangkan dia ditinggalkan sendiri dan kelaparan.

Sayangnya mitos itu seperti menjadi kenyataan setelah danau ini menjadi salah satu kawasan yang terdampak erupsi Gunung Sinabung. Letusan Gunung Sinabung kali pertama terjadi di tahun 2010.

Akibatnya danau ini seperti dilupakan begitu saja. Beberapa bagian pendopo ada yang rusak dan tidak diperbaiki. Rumput tumbuh dengan subur namun tidak ditata. Tidak ada lagi penjaga di depan pintu masuk. Karena itu tidak heran jika danau ini sepi pengunjung. Hanya sesekali warga sekitar datang dan memancing di danau itu.




No comments:

Post a Comment